Penyakit patek atau antraknosa disebabkan serangan cendawan Colletrotichum sp dan Gloesperium sp. Pada tanaman cabe, cendawan ini mampu bertahan selama 9 bulan. Cendawan ini menjadi momok menakutkan di dunia pertanian terutama di daerah beriklim tropis dan subtropis, karena menyerang saat kelembaban udara tinggi dan suhu rendah. Penyebaran miselium dan spora terjadi sangat cepat pada kelembaban di atas 95 % dan suhu udara di bawah 32 derajat celcius.
Patek atau Antraknosa |
Pengendalian
Penyakit ini sangat sulit untuk dijinakan, terutama pada saat musim hujan. Sehingga perlu dilakukan pengontrolan secara terus menerus dan ketat. Berikut ini merupakan upaya pengendalian terhadap penyakit patek:
- Merendam bibit atau biji tanaman yang akan dibudidayakan, misalnya untuk cabe direndam ke dalam larutan fungisida sistemik seperti benomil, metil tiofanat atau karbendazim. Menggunakan konsentrasi atau dosis larutan adalah 2 gr/liter. Perendaman dilakukan selama 4-6 jam.
- Pemusnahan bagian tanaman yang terserang dari lahan atau area penanaman.
- Pemberian pupuk dengan kandungan P, K dan Ca tinggi agar jaringan tanaman menjadi lebih kuat. Mengurangi pemberian pupuk N, karena bersifat menjadikan tanaman berair sehingga rentan terhadap serangan cendawan.
- Pemberian pupuk organik lebih banyak untuk meningkatkan ketahanan terhadap serangan hama dan penyakit.
- Menghindari genangan air di area penanaman dan pembersihan lahan serta pembersihan gulma.
- Memperlebar jarak tanam dengan pola zig-zag sehingga memudahkan sirkulasi udara dan mengurangi kelembaban tinggi pada saat musim hujan.
- Menggunakan pestisida kimia saat musim hujan, yaitu fungisida sistemik dengan bahan aktif benomil, karbendazim, metil, tiofanat dan difenokonazol serta fungisida kontak dengan bahan aktif mankozeb, klorotalonil dan propineb. Penggunaan pestisida di atas dilakukan dengan penyelangan dengan dosis dan konsentrasi sesuai kemasan.
No comments :
Post a Comment
Note: only a member of this blog may post a comment.